Sebelum mempelajari bahasan ekosistem, mari kita simak video tayangan berikut.
Sumber: F87 MEDIA, https://www.youtube.com/watch?v=GFEBlBuDtYo
Setelah menyimak tayangan video
di atas, mari kita simak ulasan singkat berikut.
Pengertian
Ekosistem
Di alam terdapat interaksi yang saling mempengaruhi
antara makhluk hidup dengan lingkungan yang tidak hidup membentuk suatu sistem yang disebut dengan ekosistem. Ekosistem
dapat diartikan sebagai interaksi atau hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Berikut beberapa pengertian
ekosistem dari berbagai sumber.
1.
Odum, 1993
Ekosistem adalah satuan yang mencakup semua organisme di dalam
suatu daerah yang saling mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya sehingga arus
energi yang mengarah kepada struktur makanan, keanekaragaman biotik, dan siklus
materi berlangsung secara lengkap.
2.
Kupchella
& Hyland, 1993
Ekosistem adalah suatu sistem pengatuaran komunitas dari berbagai
tumbuhan dan hewan yang berinterkasi dengan lingkungan tak hidup.
3.
UUPLH No. 23 Tahun 1997
Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
4.
Campbell et al.,
2010
Ekosistem adalah komunitas organisme di suatu wilayah beserta
faktor-faktor fisik yang berinteraksi dengan organisme-organisme tersebut.
Beberapa pengertian tersebut menggambarkan karakteristik ekosistem. Trafil dan
Hazen menyebutkan beberapa kriteria ekosistem, diantaranya sebagai
berikut.
1.
Setiap
ekosistem terdiri dari makhluk hidup dan benda tak hidup
2.
Terjadi
aliran energi dalam ekosistem
3.
Terjadi
siklus materi di dalam ekosistem
4.
Setiap
organisme dalam ekosistem akan menempati relung ekologi
5.
Ekosistem
yang stabil tercapai pada saat terjadi keseimbangan diantara populasi yang ada
pada ekositem tersebut
6.
Ekosistem
dapat terganggu apabila terjadi perubahan dalam lingkungan (Hazen, 2000)
Komponen Ekosistem
Secara garis besar,
ekosistem tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik. Antara kedua
komponen tersebut saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan fungsional.
Gambar
1. Komponen
biotik dan abiotik saling terkait
(Hughes, Sammons, & Eldridge, 2007)
1.
Komponen Biotik
Komponen biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang berupa makhluk
hidup (organisme) seperti tumbuhan, hewan, fungi, dan mikroorganisme.
Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan menjadi
empat macam, yaitu produsen, konsumen, detrivora dan dekomposer (Syarief, 2010). Masing-masing mempunyai fungsi
yang berbeda-beda.
a. Produsen
Produsen adalah organisme yang mampu
mensintesis makanan (zat organik) sendiri dari zat anorganik, sehingga disebut
dengan organisme autotrof. Kelompok
produsen meliputi tumbuhan, alga berklorofil, alga hijau biru, dan beberapa
jenis bakteri. Berdasarkan sumber energi yang digunakan untuk mensintesis zat
organik, produsen dibedakan menjadi organisme fotoautotrof dan kemoautotrof.
1)
Fotoautotrof adalah
organisme yang dapat menggunakan sumber energi cahaya untuk mengubah bahan
anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Semua organisme
yang memiliki klorofil termasuk ke dalam kelompok ini, yaitu alga hijau biru,
alga, dan tumbuhan.
Reaksi fotosintesis secara ringkas disajikan sebagai berikut.
6H2O
(Air) + 6CO2
(Karbondioksida)àC6H12O6 (Amilum) + 6O2
(Oksigen)
2)
Kemoautotrof adalah
organisme yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat
makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya bakteri nitrit dan nitrat
b.
Konsumen
Konsumen adalah organisme yang mendapatkan makanan (zat
organi) dari organisme lain. Semua organisme yang termasuk konsumen bersifat
heterotrof, karena tidak mampu mensintesis zat organik sendiri. Berdasarkan
jenis makanannya konsumen terdiri atas:
1)
Herbivora, merupakan
organisme pemakan tumbuh-tumbuhan. Contohnya antara lain sapi, kelinci, kuda, dan kerbau.
2)
Karnivora, merupakan
organisme pemakan daging. Contohnya antara lain harimau, kucing, dan serigala.
3) Omnivora, merupakan organisme pemakan segala seperti manusia.
c.
Detritivora
Detrivora adalah organisme pemakan partikel-partikel
organik sisa penguraian (detritus). Contoh detrivora antara lain cacing tanah,
kumbang kotoran, dan serangga tanah lainnya.
d. Dekomposer
Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati.
Organisme yang termasuk pengurai diantaranya adalah bakteri dan jamur.
2.
Komponen Abiotik
Komponen
abiotik adalah semua faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda
mati, antara lain cahaya matahari, udara, kelembapan, suhu, air, garam mineral,
dan derajat keasaman (pH). Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan
fisik dan kimia yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat
kehidupan. Sebagaian
besar keadaan faktor abiotik bervariasi menurut perbedaan ruang dan waktu (Campbell, et al.,
2010).
a.
Cahaya Matahari
Cahaya
matahari dibutuhkan oleh tumbuhan dan organisme berklorofil lainnya untuk
melakukan fotosintesis. Tanpa adanya cahaya matahari, tumbuhan tidak dapat
melakukan fotosintesis. Dengan kata lain, cahaya matahari adalah sumber energi
utama dalam proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis yang berupa bahan organik dimanfaatkan oleh hewan dan manusia
sebagai sumber makanan. Secara tidak langsung, cahaya matahari merupakan sumber
energi utama dalam ekosistem
Cahaya
matahari yang diserap oleh organisme-organisme fotosintetik menyediakan energi
yang menjadi pendorong kebanyakan ekosistem. Intensitas cahaya dapat
berpengaruh pada distribusi spesies fotosintetik. Di hutan, naungan oleh
dedaunan di pucuk pohon memperketat kompetesi memperebutkan cahaya, terutama
untuk semaian yang tumbuh di lantai hutan. Di dalam ekosistem akuatik, setiap
meter kedalaman air secara selektif menyerap sekitar 45 % cahaya merah dan 2
% cahaya biru, sehingga sebagian besar
fotosintesis terjadi di dekat permukaan (Campbell,
et al., 2010).
b.
Udara
Udara terdiri dari campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbon
dioksida, dan
gas-gas lain yang diperlukan oleh organisme untuk proses kehidupannya (Hewitt, Lyons,
Suchocki, & Yeh, 2007). Nitrogen
diperlukan organisme untuk sintesis protein. Oksigen diperlukan organisme untuk respirasi. Karbon dioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
fotosintesis. Sebagian gas-gas di udara turun ke tanah dan bersenyawa sehingga
dapat mempengaruhi kandungan zat dan mineral tanah, yang dapat menentukan
kesuburan tanah.
c.
Air
Untuk
mempertahankan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan air. Tubuh makhluk
hidup terdiri dari 90% air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang
dimakan oleh makhluk hidup. Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses
fotosintesis. Bagi hewan air, seperti ikan, katak, dan buaya, air diperlukan
untuk tempat hidupnya. Oleh karena itu, air merupakan salah satu komponen yang
menentukan keberadaan dan kelangsungan hidup organisme di dalam ekosistem.
d.
Tanah
Tanah
merupakan tempat tumbuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Selain itu, tanah
merupakan sumber makanan bagi hewan dan tumbuhan. Tanah merupakan tempat hidup
berbagai makhluk hidup yang beraneka ragam. Pada tanah gembur terdapat lebih
banyak makhluk hidup daripada pada tanah tandus. Bagi tumbuhan, tanah merupakan
tempat tumbuh tanaman tersebut. Dapat dikatakan bahwa secara langsung atau
tidak langsung, semua makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya bergantung
pada tanah.
e.
Mineral
Meskipun
jumlah yang dibutuhkan sedikit, namun harus ada karena tak bisa diganti oleh
zat yang lain. Contohnya tumbuhan memerlukan zat besi (Fe) untuk pembentukan
klorofil. Meskipun jumlahnya sedikit jika tidak ada maka klorofil tidak akan
terbentuk, atau tumbuhan tersebut akan mengalami klorosis.
f.
Suhu
Suhu
lingkungan merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberadaan organisme karena efeknya terhadap
proses-proses biologis. Proses biologis dalam tubuh organisme memerlukan enzim.
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Kebanyakan enzim organisme dapat
menjalankan fungsi metabolisme dengan baik pada kisaran suhu tertentu (suhu
optimum). Oleh karena itu, setiap organisme selalu berusaha menghindari
perubahan suhu yang ekstrim dan berusaha untuk mendapatkan kisaran suhu optimum
agar tidak mengganggu proses biologisnya.
Cahaya
matahari sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya suhu lingkungan. Pada
saat matahari bersinar terik dengan intensitas yang tinggi, suhu udara akan
meningkat sehingga udara terasa panas. Sebaliknya, jika matahari tidak terik
dan intensitas penyinarannya rendah, suhu udara akan menurun sehingga udara
terasa sejuk sampai dingin. Terjadinya perubahan suhu dari panas ke dingin atau
sebaliknya sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup yang ada di
dalam suatu ekosistem karena perubahan suhu ini dapat mengakibatkan perubahan
iklim dan curah hujan.
g.
Kelembapan
Daerah
yang berhawa dingin seperti pegunungan lebih lembap daripada daerah yang
berhawa panas seperti pantai. Tumbuhan yang hidup di dua daerah tersebut juga
berbeda. Pada daerah lembap, lebih banyak terdapat tumbuhan yang memerlukan
sedikit sinar matahari, seperti paku-pakuan, lumut, dan anggrek-anggrekan yang
biasanya hidup secara epifit pada batu-batu lembap, batang kayu basah, dan
lainnya. Di daerah panas, misalnya pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan,
seperti bakau dan pohon kelapa.
h.
Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH)
lingkungan sangat mempengaruhi keberadaan organisme. Tumbuhan hanya bisa hidup
normal dalam suasana tanah yang tidak begitu asam dan basa atau dalam keadaan
netral atau Ph 7. Apabila tanah terlalu asam (Ph kurang 7) atau terlalu basa
(Ph lebih 7) pertumbuhannya akan terganggu. Hal tersebut dapat terjadi, karena pH mempengaruhi proses metabolisme
organisme.
Satuan Organisasi
Kehidupan dalam Ekosistem
Satuan organisasi kehidupan dalam ekosistem meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Gambar 2. Tingkatan Satuan Organisasi Kehidupan dalam
Ekosistem
(Hughes,
Sammons, & Eldridge, 2007)
1. Individu
Individu
adalah satuan makhluk hidup tunggal yang secara otonom
dapat menjalankan proses-proses hidup secara mandiri. Contoh: seekor kucing, seekor kambing, dan
satu pohon kelapa.
2. Populasi
Populasi
adalah sekumpulan makhluk hidup sejenis yang mendiami suatu area wilayah
tertentu. Contoh: populasi
badak bercula satu di TN. Ujung Kulon.
3. Komunitas
Komunitas
adalah sekumpulan populasi spesies
berbeda yang mendiami wilayah tertentu. Contoh: komunitas bentos di Rawa Jombor.
4. Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan fungsional antara
komunitas organisme dengan lingkungan
biotik dan lingkungan abiotiknya. Ekosistem biasanya dapat dibedakan
berdasarkan habitat dan fungsinya misalnya ekosistem rawa, ekosistem hutan
bakau, dan ekosistem air payau.
5.
Biosfer
Ekosistem mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Ekosistem yang kecil akan membentuk
ekosistem yang lebih besar. Seluruh ekosistem di muka bumi ini akan membentuk
satu ekosistem yang lebih besar yang disebut biosfer.
Evaluasi
Untuk mengetahui penguasaan
konsep, mari kita lakukan evaluasi dengan mengerjakan kuis berikut.
ProProfs - Kuis Ekosistem 1: Pengertian, Komponen, dan Satuan dalam Ekosistem » ProProfs Online Testing
Selamat
mengerjakan.
Referensi
Campbell, N. A.,
Reece, J. B., Urry, L. A., L.Cain, M., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., et
al. (2010). Biologi (8 ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hazen, J. e.
(2000). The Sciences, an integrated Approach. Canada: John Wiley &
Sons, Inc.
Hewitt, P. G.,
Lyons, S., Suchocki, J., & Yeh, J. (2007). Conceptual integrated
science/. San Fancisco: Pearson Education, Inc.,.
Hughes, M. B.,
Sammons, J., & Eldridge, P. (2007). CPO Focus on Earth Science. New
Hampshire: Delta Education LLC, a member of the School Specialty Family.
Kupchella, C.
E., & Hyland, M. C. (1993). ENVIRONMENTAL SCIENCE Living Within the
System of Nature. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Syarief, M.
(2010). Ekosistem untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar